Foto: Dediansyah, dan Kondisi Kuda Pacuan di Area Lokasi Pacuan, Desa Lepadi, Kecamatan Pajo
Dompu, Infobima.com - Setiap penyelenggaraan event pacuan kuda digelar di Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, telah menjadi momok yang meresahkan dan selalu dikeluhkan warga setempat, pasalnya, pihak penyelenggara seakan lepas tangan setelah usai pelaksanaan event yang digelar, tanpa mereka memikirkan sampah yang berserakan di area itu, dan menjadikan beban bagi masyarakat maupun Pemerintah Desa setempat.
Hal itu diungkapkan oleh Dediansyah, salah satu pemuda Desa Lepadi yang merasa perihatin dengan keadaan yang terjadi, bahkan menurut dia, keberadaan event pacuan kuda tersebut tidak banyak memberikan manfaat bagi masyarakat setempat sebagai pemilik wilayah, contoh kecilnya, para pedagang kaki lima yang berjualan eceran saja selalu dimintai retribusi oleh unsur panitia, padahal pendapatan mereka tidak seberapa.
Parahnya lagi, masyarakat Desa Lepadi yang memiliki hak wilayah setempat, harus dibebankan juga dengan biaya karcis dan parkir. Sementara pihak penyelenggara seakan tidak mau tau, namun setelah usai penyelenggaraan event tersebut masyarakat juga yang dibebankan dengan tumpukan sampah yang berserakan.
"Ini yang sering terjadi setiap tahunnya" ungkap Dedi.
Bukan hanya masyarakat saja yang dibebankan, pemerintah desa sebagai penguasa wilayah pun seakan tidak ada arti dengan keberadaan tempat pacuan kuda tersebut, karena tidak ada yang harus mereka banggakan, sebab, tempat pacuan kuda itu tidak bisa menjamin untuk bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
"Apa salahnya sih, kalau sebagai dari hasil retribusi untuk penarikan biaya karcis itu supaya dimasukkan ke pendapatan anggaran Desa (PAD), untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat di Desa itu" katanya.
Kondisi ini dibenarkan juga oleh Kepala Desa Lepadi, Sudirman Ahmad, yang dikonfirmasi media ini via telepon, pada Senin 5 Desember 2022. Dalam keterangannya, dia membenarkan terkait tumpukan sampah yang harus mereka bersihkan setiap penyelenggaraan event tersebut selesai, dan hal itu selalu terjadi setiap tahunnya.
"Saya berharap sebagai pemilik wilayah, setidaknya ada kontribusi buat kita dari event ini, walaupun hanya buat upah kita yang membersihkan sampah itu" harap pak Kades.
Dengan melihat kondisi yang terjadi, Dedi berharap supaya Pordasi dapat mengambil sikap, agar penarikan retribusi di tempat parkir dan karcis tersebut dapat dibicarakan ulang, supaya masyarakat setempat juga bisa menarik keuntungan dari kegiatan itu, namun jika tidak dilakukan, dia berjanji akan menutup jalan di tempat itu.(D)