Pemkot Bima Melalui Dinas Pertanian, Sukses Mengembangkan Komoditi Shorgum Atau di Sebut Latu Gendo
Cari Berita

Iklan 970x90px

Pemkot Bima Melalui Dinas Pertanian, Sukses Mengembangkan Komoditi Shorgum Atau di Sebut Latu Gendo

Sunday, April 11, 2021

Kota Bima, Media Info Bima Online - Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas Pertanian (Distan) sukses mengembangkan komoditi shorgum atau dalam bahasa Bima disebut Latu atau Gando.


Bahkan program Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi SE tahun 2020 itu, kini sudah nampak membuahkan hasil dan dilakukan panen raya diatas 257 hektar lahan yang pernah ditanam jagung.


Menyikapi hal itu, Anggota DPR RI, H. Muhammad Syafrudin, ST.MM, melalui Tenaga Ahli atau Staf Ahli, M. Daud Akbar ST, mengatakan program pengembangan shorgum di Kota Bima akan didukung sepenuhnya.


“HMS siap membantu program Walikota untuk kembangkan Sorghum “Latu” ini di Kota Bima,” katanya saat menghadiiri panen raya di Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima, Sabtu (10/4/2021) kemarin.


Menurut dia, bentuk bantuan atau dukungan yang dilakukan nantinya, seperti berkoordinasi dan mengkomunikasikan ke Kementan agar menambah kouta bibit shorgum bagi petani Kota Bima.



“Serta bantuan sarana dan prasarana pertanian penunjang yang bisa dimanfaatkan petani shorgum ini kedepan,” katanya.

Daud menilai program pengembangan shorgum itu harus didukung sepenuhnya karena banyak manfaat yang diperoleh.


Salahsatunya biaya tanam cukup murah karena tidak terlalu membutuhkan banyak pupuk.


Menurut dia, tanaman sorgum memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena harga perkilonya kurang lebih Rp5.000. Bahkan batangnya juga bisa dijual karena mengandung kadar gula seperti pohon tebu.


“Batangnya juga sangat cocok dijadikan bahan silase pakan ternak karena memiliki kandungan glukosa yg lebih tinggi dibanding tanaman jagung,” katanya.


Pengembangan sorgum ini diharapkan konsep integrated farming atau pertanian yang terintegrasi di Kota Bima akan benar-benar dapat diimplementasikan karena mengingat semua bagian dari tanaman ini bernilai ekonomis dan cukup bermanfaat.


Disamping itu, lanjutnya, tanaman ini juga dapat ditanam dengan sistem tumpang sari karena sifatnya yang hanya membutuhkan sedikit inputan air maupun hara tanah sehingga tidak mengganggu tanaman lain disekitarnya.

“Tanam hingga panen hanya membutuhkan waktu 3 bulan saja,” katanya.


Selain itu, komoditi shorgum juga bisa ditanam dimana saja, termasuk di atas lahan kering dan kritis bekas tanaman jagung dan dibawah pepohonan. Dengan demikian komiditi itu juga menjawab persoalan pembabatan hutan untuk alihfungsi penanaman jagung.


“Secara tidak langsung komoditi ini mengurangi pembabatan hutan yang selama ini kerap dilakukan untuk alih fungsi tanam jagung,” ujarnya. (Usman).