Dibalik Suksesnya Bupati Dompu; Masa Kecil Penuh Perjuangan Hidup dan Pernah Gagal Jadi Calon TNI
Cari Berita

Iklan 970x90px

Dibalik Suksesnya Bupati Dompu; Masa Kecil Penuh Perjuangan Hidup dan Pernah Gagal Jadi Calon TNI

Friday, September 9, 2022

 

Foto: Bupati Dompu H. Kader Jaelani 



Dompu, Infobima.com - Siapa sangka dibalik kesuksesan Bupati Dompu H. Kader Jaelani, rupanya tersimpan riwayat kehidupan yang penuh perjuangan hidup di masa kecilnya.


Putra pertama dari almarhum Najib bin Hasan Baraquan ini, saat kecil pernah mengidap penyakit Hepatitis B (penyakit kuning) yang membuat dia harus menahan sakit di sekujur tubuh setiap saat. Dan yang bisa dia lakukan untuk menahan rasa sakit dan menambah energi tubuhnya hanya dengan mengkonsumsi manisan dan gula satu kilo gram setiap harinya.


"Saat itu saya terus mensyukuri ujian itu, karena dengan bersyukur itu adalah salah satu cara kita untuk memohon kepada Allah untuk diberikan kesembuhan" ungkap Bupati yang diwawancara khusus di ruang kerjanya. Pada Rabu 7 September 2022. 


Seiring berjalannya waktu, perlahan sakit yang diderita Bupati mulai membaik pada usia Sekolah kelas 3 SMP. Usai tamatan SMP keadaan Bupati saat itu berbanding terbalik dari keadaan yang dialami, yang semula dia tidak pernah berbuat aktivitas apa-apa, justru tanpa berolahraga untuk mengeluarkan keringat dia akan merasakan sakit.


"Setelah sembuh itu, justru berbanding 180 derajat, saya harus menjalani rutinitas dua kali seminggu untuk mengeluarkan keringat, jika tidak saya akan merasakan sakit" tandasnya.


Memasuki usia remaja, rupanya keseharian Bupati Dompu Kader Jailani ini rajin membantu pekerjaan orang tua, tidak jarang dia sering belanjakan barang di pasar, hingga dia masuk SMA, mulailah beradaptasi dengan proyek untuk membantu ayahanda Najib bin Hasan Baraquan (almarhum), berkerja di lapangan (mengawasi proyek).


Rupanya, dibalik giatnya Bupati dalam membatu ayahanda mengerjakan proyek, ternyata dia memiliki keinginan besar untuk menjadi anggota TNI dan malah bertentangan dengan harapan orang tua yang mengharapkannya menjadi seorang sarjana.


"Selesai SMA saya langsung ke malang, sambil kuliah saya coba-coba ikut tes TNI. Saat MID semester dua, itu berbentuk dengan pelaksanaan tes TNI. Saya koordinasi dengan orang tua, sampai saya harus memilih ikut tes TNI saja, padahal harapan orang tua, saya harus melanjutkan kuliah saat itu" cetusnya.


Perjalanan tes TNI yang dilakoni Bupati mulai dari awal selalu berjalan mulus, namun hingga pada puncak tes dia baru gagal, dan sempat membuatnya stres.


Atas kegagalan itu sempat membuat Bupati merasa bersalah kepada orang tua yang mengharapkan dia untuk menjadi seorang sarjana. Ketika ia ingin pulang kampung usai gagal dalam tes TNI itu, Bupati sempatkan diri untuk menginformasikan kepada ayahanda kalau ia ingin balik kampung saja untuk membatu pekerjaan proyek sang ayah.


Karena kecewa, ayahanda dari Bupati (almarhum) pun menjawab dengan nada tidak perduli.


 "Iya pulang saja, kebetulan saya sudah bicara juga dengan kepala pasar bawah, karena buruh pasar bawah kurang di sana" jawaban ayahanda dari cerita Bupati.


Mendengar jawaban itu, Bupati langsung urungkan niat untuk pulang selama seminggu. Tapi, lepas itu Bupati memberanikan diri untuk pulang, namun, dia tidak langsung sampai ke rumah melainkan langsung ke lokasi proyek ayahanda di Pekat.


Selama di lokasi proyek, Bupati terus kurung diri selama 4 bulan tanpa diketahui oleh orang tua. Tapi, sebelumnya Bupati sudah memberitahukan kepada para pekerjaan proyek setempat untuk merahasiakan keberadaannya dari ayahanda.


Setalah 4 bulan persembunyiannya, akhirnya pekerja proyek memberitahukan keberadaan Bupati di sana, karena dia kasihan dengan Bupati yang kadang sering sakit-sakitan.


Mulai saat itu akhirnya Bupati bertekad untuk membantu pekerjaan proyek orang tua, beliau mulai menabung sedikit demi sedikit hingga ia bertekad untuk membeli sebuah perusahaan sendiri, sampai beliau bertemu dengan sang permaisuri yang kini dipersuntingnya (orang tente Bima) ibu Lilis Suryani.


Setelah menikah, kehidupan Bupati semakin lama semakin kuat dalam urusan ekonomi, sebab, dukungan dana tambahan untuk memuluskan usaha sangat besar dari keluarga sang istri.


"Alhamdulillah, setelah saya dibantu oleh keluarga istri, akhirnya saya menjadi salah satu kontraktor yang bisa dibilang paling mampu lah" Kata Bupati.


Sampai akhirnya menjadi Bupati, beliau mengaku tidak terlintas dalam pikirannya ingin menjadi seorang Bupati, hanya saja, ia kerap terlibat sebagai tim sukses dari beberapa calon bupati sebelumnya.


"Saya pernah ikut membantu waktu calon Bupati H. Abubakar Ahmad, pasangan Syaiful Rahman, kemudian tahun 2010 calon Bupati H. Bambang pasangan Syamsudin, kemudian HBY Arif" tuturnya.


Namu, setelah menjelang berakhirnya masa jabatan HBY Arif dia dipaksa oleh rekan-rekannya untuk maju menjadi calon bupati Dompu, padahal dia sendiri tidak ada niat untuk itu.


Sebelumnya, teman-teman Bupati itu sudah mendatangi semua bakal calon yang ada untuk memberikan dukungan, namun, dari semua bakal calon yang didatangi itu, tidak satupun yang sepaham dengan harapkan mereka, sehingga diusulkan Kader Jaelani menjadi bakal calon Bupati waktu itu.


Dengan melihat banyak dukungan dari rekan-rekan maupu masyarakat yang ada, akhirnya Kader Jailani siapkan diri untuk maju menjadi calon Bupati.(D)