Kota Bima, NTB ~ infobima.com ~ Kasus dugaan "uang rokok" menyeret kader PKB Kota Bima, atas nama. Jaidun, kembali memanas. Setelah dilaporkan oleh Adi Supriyadi atas tuduhan penipuan dan permintaan uang rokok pada sekolah-sekolah.
Jaidun kini melaporkan balik pencemaran nama baik. Karena desakan pihak keluarga, akhirnya mengambil langkah ini dan mendapat dukungan penuh dari Ketua DPC PKB Kota Bima, Ismed Jayadi.
Jaidun: Nama Baik Saya Dicemarkan!
Jaidun, saat diwawancarai beberapa awak media mengatakan. Dirinya merasa nama baik sudah tercemar akibat laporan Adi Supriyadi, kembali mendatangi Polres Bima Kota didampingi Ketua DPC PKB Kota Bima, Ismed Jayadi untuk melaporkan balik pencemaran nama baik.
"Saya merasa nama baik dicemarkan oleh laporan saudara Adi Supriyadi. Tuduhan penipuan dan permintaan uang rokok pada sekolah-sekolah itu tidak benar dan sangat merugikan saya, keluarga, serta partai," ujar Jaidun.
Ismed Jayadi. Kami Klarifikasi Isu Uang ke Sekolah, Justru Bantu Siapkan Proposal!
Ismed Jayadi menegaskan bahwa tidak ada kadernya yang melakukan penipuan atau meminta uang rokok pada sekolah-sekolah. Ia mengklarifikasi bahwa pihaknya hanya ingin meluruskan isu yang beredar dan mempertanyakan kapasitas Adi Supriyadi sebagai pelapor.
"Kami datang ke sekolah-sekolah bukan untuk meminta uang, tapi untuk menglarifikasi soal isu adanya permintaan uang ke sekolah-sekolah. Dan sekaligus, saya menyuruh Pak Jaidun untuk membantu sekolah menyiapkan proposalnya agar nanti dibantu oleh partai untuk mengarahkan proposal tersebut ke jalur-jalur yang tepat. Sehingga sekolah-sekolah tersebut kelak dapat bantuan dari pemerintah pusat, entah dari program revitalisasi atau program lain yang terkait," tegas Ismed.
Lebih lanjut, Ismed Jayadi menambahkan, "Sebagai partai, kami tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat atau siapapun yang meminta bantuan pada kami, sesuai kapasitas dan kemampuan kami berbuat untuk kepentingan masyarakat tentunya. Bebernya
Ini komitmen moral dan bentuk tanggung jawab sosial sebagai partai politik yang berada di wilayah Kota Bima, dalam kapasitas apa saudara Adi Supriyadi melaporkan saudara Jaidun merupakan kader partai?. "Apakah sebagai pihak yang dirugikan langsung dari dugaan tersebut, atau ada kepentingan lain di balik ini?" tanyanya.
Ismed Jayadi menambahkan, "Kami mendukung penuh langkah Jaidun. tidak akan membiarkan kader kami dikriminalisasi tanpa dasar yang jelas. Kami pasang badan untuk kader kami!".
Mahdalena Diduga Tahu dan Merestui, Tokoh Masyarakat Pertanyakan Loyalitas
Kasus ini menyeret nama Hj. Mahdalena, anggota DPR RI Komisi VIII asal NTB. Bahkan mengakui bahwa beberapa kepala sekolah mendatanginya dan menceritakan masalah ini, dan ia merestui pelaporan Jaidun oleh Adi Supriyadi, yang memicu kontroversi serta dugaan motif politik.
Seorang tokoh masyarakat berpendapat, "Sebaiknya Hj. Mahdalena memberikan klarifikasi terkait keterlibatannya. Sebagai anggota DPR RI, seharusnya beliau mengayomi masyarakat, bukan terlibat dalam kriminalisasi warga, apalagi membuat laporan dengan tuduhan sensitif seperti ini. Sungguh memalukan dan mencoreng dirinya serta partainya, apalagi kader partai yang dilaporkan oleh team suksesnya, justru saya bertanya, Mahdalena ini kader PKB atau bukan...?"
Danil Akbar, mengatakan. Bahwa harus di usut tuntas sesuai fakta, jangan ada pihak lain yang melakukan kriminalisasi! Semua Kasus Dituntaskan!
Danil Akbar, yang sebelumnya memberikan pernyataan mengenai kasus ini, menyambut baik laporan balik Jaidun. "Bagus sekali, agar membuat terang persoalan tersebut. Hal ini menciptakan kegaduhan politik di Kota Bima". Ungkap Bang Danil
Saya meminta Polres Bima Kota bekerja dengan baik, menyelidiki dan memproses kasus ini dengan adil, profesional, serta transparan, tanpa mengkriminalisasi siapapun, termasuk Pak Jaidun.
Jangan sampai karena ada faktor Ibu Mahdalena atau lainnya, lalu kemudian pihak polisi tidak objektif. Semua sama di mata hukum, gunakan asas equity before the law. tegasnya.
Danil memperjelas, "Bukan hanya terkait kasus Pak Jaidun, tapi juga pada semua kasus yang dilaporkan oleh masyarakat. Tolonglah diusut dan dituntaskan, agar ada kepastian hukum atas semua persoalan dilaporkan itu.
"Masyarakat melaporkan itu untuk mendapatkan kepastian hukum, toh? Tuntaskan biar tidak menciptakan kegaduhan yang berkepanjangan karena lamban dalam menangani kasus-kasus yang ada." Ujarnya
Terkait sindiran team sukses Mahdalena di media sosial yang memojokkannya, Danil menjawab santai sambil tertawa dan menghisap rokoknya, "Gak urus, biarkan saja, emang gue pikirin. Biarkan saja, namanya dunia ini ada positif dan negatifnya, yang merespon negatif berarti pihak yang merasa dirugikan oleh pernyataan saya, yang netral justru akan melihat lain.
Hal demikian yang berkepikiran positif tentu akan berpikir negatif. Ya memang begitu hitam putihnya dinamika kehidupan ini, jadi tak perlu reaksioner dan santai-santai saja selama dalam batasan wajar. Sindir Band Danil
Sorotan Media dan Tuntutan Masyarakat terkait kasus ini, menjadi sorotan media lokal dan nasional karena kompleksitasnya, sensitivitas tuduhan, dan potensi implikasi politik. Masyarakat Bima menuntut pengusutan tuntas secara profesional, transparan, dan tanpa intervensi. Kebenaran harus diungkap dan keadilan ditegakkan, dengan menjunjung tinggi prinsip persamaan di hadapan hukum serta salam akal sehat. Pungkasnya(Red/Aryadin)
