PMII Apresiasi Walikota Bima, Kontribusi Untuk Bangsa dan Negara
Cari Berita

Iklan 970x90px

PMII Apresiasi Walikota Bima, Kontribusi Untuk Bangsa dan Negara

Wednesday, January 27, 2021

Kota Bima, Media Info Bima Online - Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE, memberikan Apresiasi khusus kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Bima, hari ini Rabu (27/1/2021) menggelar kegiatan pelatihan kader dasar yang ke XI yg diadakan oleh PC PMII cabang Bima se-pulau Sumbawa.


Kegiatan inipun langsung di buka secara resmi oleh walikota Bima H. Muhammad Lutfi S.E (HML) yang berlokasi di Paruga na,e convention hall Kota Bima.


Kegiatan ini pun di apresiasi oleh walikota Bima HML atas inisiatif panitia yg bersinergi dalam membangun sebuah kegiatan yang gaunya lumayan besar.


“Saya sangat apresiasi kegiatan yang berskala regional dan nasional oleh kalangan intelektual muda” ujar HML.

Masih menurut HML bahwa sesungguhnya peran strategis kaum intelektual muda di republik ini sangatlah di butuhkan.


“Oleh karena itu PMII memberikan sebuah kontribusi riil untuk pembangunan manusia indonesia seutuhnya adalah sebuah kewajiban moral bagi kaum intelektual muda” tegas HML


PMII adalah salah satu organisasi Kemahasiswaan di Indonesia yang sangat di harapkan kontribusi riil pemikirannya dan ide-ide nya untuk sebuah kemaslahatan ummat.


Menurut Panitia Pelaksana bahwa kegiatan yang dibuka secara langsung oleh Walikota Bima HML tersebut adalah kegiatan yang bertujuan untuk membangun karakteristik kader-kader yang bermartabat, kader-kader yang menujujung tinggi nilai moral serta kader-kader produktif yang kelak akan menjadi harapan umat dan bangsa.

Ada tiga problem besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, yakni korupsi, narkoba, dan terorisme. Jika bangsa ini bisa terbebas dari tiga problem besar tersebut, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia adil, makmur, serta damai bisa tercapai. Untuk mencapai cita-cita itu, tentu dibutuhkan kepemimpinan yang visioner, bersih, dan berwibawa.


Dalam konteks ini, persoalan regenerasi dan kaderisasi amat urgen diperhatikan. Kita sadar, para negarawan dan politikus negeri ini tidak lahir tanpa penempaan dan pendidikan selama menjadi mahasiswa, terutama melalui organisasi ekstra seperti PMII, HMI, GMNI, dan PMKRI. Pada umumnya, politisi itu adalah para aktivis dan kader-kader pilihan. Hal tersebut juga berlaku bagi sistem dan pola rekrutmen kepartaian di negeri ini. (Usman)