Pembangunan Proyek Irigasi "Raha Layu" Dipertanyakan, Material Digunakan Batu Kapur
Cari Berita

Iklan 970x90px

Pembangunan Proyek Irigasi "Raha Layu" Dipertanyakan, Material Digunakan Batu Kapur

Monday, March 13, 2023

 

Proyek pembangunan irigasi di Kelurahan Kandai Satu, Dinilai banyak masalah, warga setempat mempertanyakan legalitas proyek 


Dompu, Infobima.com - Gepeng alias Pengendali, mempersoalkan terkait keberadaan proyek pembangunan irigasi, yang ada di Kelurahan Kandai Satu, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu NTB.


Pasalnya, proyek tersebut dinilai banyak meninggalkan persoalan yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Salah satu contoh, batu yang digunakan sebagai pondasi bangunan tersebut menggunakan batu kapur, belum lagi tidak adanya papan informasi yang dipasang pada lokasi tersebut, sebagai akses informasi masyarakat untuk bisa mengawasi proyek itu.


"Saya tidak tau berapa kilo meter proyek itu dikerjakan, namun yang kami keberatan dengan penggunaan material bahan konstruksi bangunan ini yang menggunakan semacam batu kapur, menurut saya, pengguna batu kapur ini tidak sesuai dengan spek konstruksi bangunan (tidak memenuhi kualitas yang baik untuk sebuah bangunan" Ungkapnya Gepeng yang dikonfirmasi media ini, pada Senin (13/3/23).



Gepeng juga mengungkapkan, bahwa proyek tersebut tidak dilakukan pengawasan langsung oleh pelaksana proyek, hal itu dikemukakan, karena dia sendiri tidak pernah menjumpai pihak tersebut untuk dikonfirmasi soal keberadaan proyek itu.


"Kami melihat itu tidak ada pengawasan langsung dari pelaksana proyek, makannya kami sebagai masyarakat mengawal sendiri pelaksanaan proyek-nya, untuk memperbaiki pembangunan yang ada disekitar kami supaya bisa bertahan lama, karena ini untuk kebutuhan jangka panjang kami" tandasnya.


Sebagai masyarakat setempat, yang menurutnya dia perlu sekali untuk mengawasi proyek tersebut, namun ketidak ditanya berapa kucuran anggaran untuk pembangunan itu, dia tidak mengetahui secara jelas.


"Saya tidak mengetahui secara jelas anggarannya, bahkan pelaksana proyek juga kami tidak mengetahuinya karena tidak ada papan informasi yang dipasang" katanya.


Tapi, yang bisa dia pastikan bahwa proyek tersebut bersumber dari BWS provinsi, dengan nilai anggaran belasan miliaran rupiah.


"Informasi liar yang beredar kami dapatkan, kucuran anggotanya 13 miliar" jelasnya.(D)