Disnakeswan Dompu Memperkuat Struktur Ekonomi Daerah Berbasis Potensi Lokal -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Disnakeswan Dompu Memperkuat Struktur Ekonomi Daerah Berbasis Potensi Lokal

Friday, September 13, 2024

 


Dompu, Info Bima -Dalam meningkatkan pertumbuhan dan memperkuat struktur ekonomi daerah berbasis potensi lokal. Dinas Peternakan  dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) kabupaten Dompu mewujudkan masyarakat peternak yang mandiri dan sejahtera melalui pembangunan peternakan yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing untuk kemakmuran dan ketahanan masyarakat dompu.


Optimalisasi sumberdaya melalui penguatan kelembagaan kelompok peternak akan berimplikasi keberpihakan kepada rakyat, kesinambungan dan desentralisasi. 


Dengan eksistensi substansi tersebut diharapkan mampu menciptakan peternakan yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing, yang pada akhirnya diharapkan menjadi modal dasar untuk mewujudkan swasembada komoditi peternakan dan mampu meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan peternak, khususnya ternak sapi.


Metodenya kualitatif dengan diskusi dan turun langsung menyrerap aspirasi dari masyarakat Petani Peternak.



Persoalan yang mendasar yang dihadapi dalam pengembangan ternak sapi di kabupaten Dompu disebabkan, karena pemeliharaan  ternak Sapi bagi masyarakat bukan merupakan usaha pokok, tapi hanya sebagai usaha sambilan disamping bertani.  


Disamping itu pemeliharaan ternak sapi masih dikelola secara individu dan dalam skala kecil. Kondisi yang demikian menyebabkan pemanfaatan Sumberdaya yang dimiliki belum secara optimal, antara lain. 


- Pemeliharaan Ternak Masih Secara Individu dan Tradisional.

Pemeliharaan ternak sapi bagi masyarakat di kabupaten Dompu  sudah menjadi tradisi atau turun temurun.  


Namun kegiatan usaha ini masih dilakukan secara tradisional, dimana system pemeliharaan ternak dengan cara dilepas dan dibiarkan untuk mencari makan sendiri dan jarang adanya campur tangan dari petaninya sendiri.  Kondisi disebabkan karena usahatani ternak sapi adalah masih bersifat sebagai usaha sambilan, sementara usaha pokoknya adalah usahatani, serta masih dilakukan secara individu dan dalam jumlah skala kecil. 


Kondisi ini menyebabkan perhatian petani terhadap ternak sangat kurang, sehingga menyebabkan produktifitas dan produksi ternak sangat rendah. 


Pengembangan produksi dan produktifitas ternak sangat rendah, dengan mencakup berat badan sapi hanya berkisar antara 150 kg/perekor s.d. 200 kg./ekor. Disamping itu kelahiran ternak juga hanya mencapai 5 % pertahun, dan tingkat kematian pedet mencapai 4 %.


Optimalisasi pemanfaatan pakan hasil sisa pertanian dan Perkebunan masih rendah.

Sistem pemeliharan ternak yang dilakukan oleh peternak masih sebagai usaha sambilan, maka kondisi menyebabkan perhatian petani ternak terhadap ternak sangat kurang, khusus dalam pemberian pakan pada ternak, karena system pemeliharaannya adalah dengan cara dilepas sehingga ternak mencari sendiri makanannya. (**)