Bima ~ infobima.com ~ IAGI Bimantara ECOMDEV Society (KORLAP Gunape Bima Dompu Samawa). Ketua Umum : Syamsu Dienul Ngusuciwi , ST., MT. Mengatakan Bahwa untuk melaksanakan amanat Pasal 21 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengembangan
Taman Bumi (Geopark), perlu dilakukan penelitian dan kajian yang mendalam dalam mengaplikasikan program unggulan pembangunan berkelanjutan pada kawasan strategis berupa Geosite Biosite dan Cultursite,. khususnya di Geoarea Gunape Bima Dompu Samawa, Pulau Sumbawa Indonesia.
Taman Bumi (Geopark) yang biasanya disebut Geopark adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan
bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Culture Diversity), serta dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian
masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya.
Pengembangan Geopark adalah upaya konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dalam suatu kawasan Geopark utamanya dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata yang dilakukan bersama-sama antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) adalah dokumen yang memuat tujuan dan sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2050.
Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark
Indonesia, yang biasa disingkat RAN Pengembangan Geopark Indonesia adalah perencanaan Program Unggulan Pengembangan Geopark dan Biospher serta Terintegrasi dengan SDGs Multisektor lainnya untuk
periode 25 (dua puluh lima) tahun terhitung sejak 2021-2046.
Rencana Induk Pengembangan Geopark adalah dokumen
perencanaan Pengembangan Geopark yang diatur oleh
Pemerintah Daerah untuk per periode 10 (sepuluh) tahun yang akan selalu diperbaiki dan disempurnakan berdasarkan aspirasi masyarakat, inisiatif pemerintah daerah, dan potensi pengembangan kawasan strategis yang dimiliki oleh suatu Geoarea atau Kawasan Strategis.
Komite Nasional Geopark Indonesia adalah wadah
koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka penetapan kebijakan dan pengembangan Geopark.
Pemangku Kepentingan adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat/masyarakat adat,
akademisi/institusi pendidikan, organisasi profesi/ilmiah, pelaku usaha, filantropi, media massa, organisasi kemasyarakatan, dan mitra pembangunan lainnya yang terkait dengan Pengembangan Geopark.
Media massa dan media sosial disebutkan khusu dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS RI, adalah dimaksudkan sebagai andalan publikasi informasi dan sosialisasi serta edukasi bahkan proses promosi tentang konstelasi proses pembangunan berkelanjutan yang terjadi pada suatu kawasan strategis secara keseluruhan.
Prinsip dasar Pengembangan Geopark yang baik dan selaras dengan perencanaan pembangunan nasional dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals); haruslah dikawal oleh para pemangku kepentingan, khususnya lembaga IAGI Bimantara ECOMDEV Society, bekerjasama dengan Jurnalis Idealis dan Aktivis yang berpihak pada ikhtiar Memuliakan Warisan Bumi Menyejahterakan Masyarakat.
Tulisan ini berusaha memberikan referensi perencanaan pembangunan bagi
Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah
guna mendukung pencapaian target Pengembangan
Geopark dan Biospher, khususnya di Geoarea Gunape Bima Dompu Samawa di Pulau Sumbawa Indonesia.
IAGI Pulau Sumbawa bersama ISEI Matabumi BIMANTARA Ecomdev SOCIETY sejak lama memberikan masukan kerangka kebijakan, masukan Sumber pendanaan, dan patokan model organisasi
kelembagaan;
Kita harus konsisten memberikan pedoman penyusunan Rencana Induk Pengembangan Geopark dan Biospher secara terintegrasi holistik.
IAGI dan ISEI se-pulau Sumbawa selalu mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas Geopark Nasional dan UNESCO Global Geopark; dan memfasilitasi Perintisan pengembangan Geopark dan Biospher Dorowoni Bimantara Bima sebagai Geopark dan Biospher Regional pertama yang menerapkan prinsip integrasi holistik SDGs Investment Matcmaking Partnership Green Economy Ecomarine Ecoforestry Agroindustri Ecoproduct Geoproduct, dimana ekonomi kerakyatan ditempatkn sebagai sokoguru perekonomian regional dalam kerangka pengelolaan kawasan strategis berupa Geosite Biosite dan Cultursite di Pulau Sumbawa.
Tulisan ini sengaja dikoordinasikan dengan insan INFOBIMA, guna memberikan acuan bagi Pemangku Kepentingan terlibat dalam Pengembangan Geopark dan Biospher serta Desa Wisata Tematik atau DEWITA.
RAN Pengembangan Geopark Indonesia di BAPPENAS RI, haruslah di implementasikan dalam suatu RAD (Rencana Aksi Daerah) tentang Integrasi Holistik SDGs Geopark dan Biospher dengan
mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals).
RAD Pengembangan Geopark Pada Kawasan Strategis Gunape Bima Dompu Samawa harus diusulkan kepada 5 Kabupaten dan Kota di Pulau Sumbawa untuk ditetapkan sebagai acuan program unggulan multisektor periode Tahun 2025-2054.
Sesuai konsensus PBB dan UNESCO Global Geopark and Biosphere Reserve, Pemerintah Daerah wajib melaksanakan RAN Pengembangan Geopark Indonesia dan RAD Geopark Regional.
Setelah dilakukan 18 kali FGD dan Rakor yang melibatkan seluruh OPD di tingkat Pemerintah Provinsi NTB khususnya BAPPEDA dan ESDM, Tim IAGI dan ISEI Matabumi Bimantara Ecomdev SOCIETY Pada Kawasan Strategis Gunape Bima Dompu Samawa, melanjutkan proses sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh OPD di 5 Kabupaten dan Kota di Pulau Sumbawa, telah dilakukan sejak tahun 2021 sampai 2025, terutama di Kota Bima dan Kabupaten Bima sebagai Kawasan Strategis Geoarea Bima dan sekitarnya.
Geopark dan Biospher Dorowoni Bimantara Bima merupakan Geopark dan Biospher REGIONAL percontohan di Indonesia, dirintis dan dikembangkan secara swadaya Mandiri oleh para pucuk bumi terbaik di Pulau Sumbawa.
Organisasi BADAN PENGELOLA GEOPARK DAN BIOSPHER DOROWONI BIMANTARA BIMA dan TIM PERCEPATAN GEOPARK DAN BIOSPHER PADA KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA berkantor di BAPPEDA Kabupaten Bima, sesuai dengan rekomendasi Rakor bersama dengan Bappeda Kota Bima dan BAPPEDA Kabupaten Bima. Setelah mendapatkan SK Gubernur NTB, Bupati Bima adalah Kepala Daerah pertama di NTB yang mengesahkan AK Bupati Bima Tentang Tim Geopark dan Biospher Kabupaten Bima tahun 2024.
Gebrakan Geopark dan Biospher Dorowoni Bimantara Bima dikenal oleh seluruh kawasan strategis di Asia Pasifik, sebagai konsep integrasi holistik pembangunan berkelanjutan terbaik sebagaimana yang diwacanakan oleh UNESCO, KNGI atau Komite Nasional Geopark Indonesia, JGBI atau Jejaring Geopark dan Biospher Indonesia, serta KNIU atau Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Dengan deliniasi inti meliputi 16 Kecamatan di Kabupaten Bima, wilayah lain yang menjadi kawasan penyangga nya adalah Kota Bima (Pokja Geosite Dorolonda Kota Bima), Kabupaten Dompu (Pokja Geosite Dorobata Dompu), Kabupaten Sumbawa (Pokja Geosite Intan Buleng Samawa), dan Kabupaten Sumbawa Barat (Pokja Geosite Pariri Lema Bariri KSB). Empat calon Geopark dan Biospher Kabupaten penyangga ini sementara berstatus binaan dari TIM Percepatan Geopark dan Biospher pada Kawasan Strategis di Pulau SUMBAWA dan DEWAN PELAKSANA BADAN PENGELOLA GEOPARK DAN BIOSPHER DOROWONI BIMANTARA BIMA.
Insan jurnalis Infobima ( Aryadin ) bekerjasama dengan IAGI dan ISEI Matabumi Bimantara Ecomdev SOCIETY se-Pulau Sumbawa, sudah sepakat untuk mengawal program unggulan Integrasi Holistik SDGs Geopark dan Biospher Pada Kawasan Strategis Gunape Bima Dompu Samawa di Pulau Sumbawa Indonesia.
Apa dan bagaimana sesungguhnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Berikut ulasan Ketua IAGI dan ISEI Matabumi BIMANTARA Ecomdev SOCIETY pada acara ngopi bareng insan Infobima awal September 2025 lalu.
17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) adalah 17 tujuan global yang saling terkait untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi semua orang dan planet Bumi, yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015.
Tujuan ini mencakup mengatasi kemiskinan dan kelaparan, memastikan kesehatan dan pendidikan, mencapai kesetaraan gender, serta menjaga lingkungan melalui energi bersih, air bersih, dan perlindungan ekosistem darat dan laut.
Berikut adalah 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan: 1. Tanpa Kemiskinan. (No Poverty): Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun.
2. Tanpa Kelaparan (Zero Hunger): Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan mendorong pertanian berkelanjutan.
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
(Good Health and Well-being): Menjamin kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan semua orang di segala usia.
4. Pendidikan Berkualitas (Quality Education): Menjamin pendidikan yang inklusif dan merata serta mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua.
5. Kesetaraan Gender (Gender Equality): Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak (Clean Water and Sanitation): Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
7. Energi Bersih dan Terjangkau
(Affordable and Clean Energy): Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua.
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
(Decent Work and Economic Growth): Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, lapangan kerja penuh, dan produktif.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur (Industry, Innovation and Infrastructure): Membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung inovasi.
10. Berkurangnya Kesenjangan
(Reduced Inequalities): Mengurangi ketidaksetaraan di dalam dan di antara negara-negara.
11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities): Mewujudkan kota dan pemukiman yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
(Responsible Consumption and Production): Menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
13. Penanganan Perubahan Iklim
(Climate Action): Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Ekosistem Lautan
(Life Below Water): Melestarikan dan menggunakan sumber daya laut dan kelautan secara berkelanjutan.
15. Ekosistem Daratan
(Life on Land): Melindungi, merestorasi, dan mendukung penggunaan ekosistem daratan secara berkelanjutan.
16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh (Peace, Justice and Strong Institutions): Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif, memberikan akses terhadap keadilan bagi semua, dan membangun kelembagaan yang efektif.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals): Memperkuat cara-cara implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Sebagai percontohan di Asia Pasifik, Geopark dan Biospher Dorowoni Bimantara Bima memiliki potensi pengelolaan kawasan strategis berupa Geosite Biosite dan Cultursite sejumlah 600 situs unggulan, 2 Cagar Alam, 1 Taman Wisata Alam, 3 Kesatuan Pengelolaan Hutan atau KPH, 4 Kawasan Konservasi Laut Daerah atau KKLD, Ajuan Hutan Kependidikan dan Sosial, dan Area Hutan Adat Gunape Bimasakti.
Dengan potensi pembukaan Lapangan Kerja Baru untuk masyarakat lingkar kawasan sekitar 10 ribu lapangan kerja baru, pemerintah daerah pun mendapatkan akses potensi sumber Pendapatan Asli Daerah atau (PAD), negara pun mendapatkan akses peningkatan PNBP atau pendapatan negara bukan pajak yang cukup signifikan.
Bagaimana tanggapan Gubernur NTB, Wakil Gubernur NTB, Bupati Bima, Walikota Bima, Bupati Dompu, Bupati Sumbawa, serta Bupati Sumbawa Barat; terhadap keberlanjutan program unggulan Integrasi Holistik SDGs Geopark dan Biospher di kawasan strategis dan KSPD yang ada di wilayahnya masing-masing?
Tulisan ini tidak hanya akan menguak persaingan BPOLF di NTT yang dianggap sebagai pencaplokan wilayah oleh orang timur terhadap kawasan strategis Gunape Bima Dompu Samawa, bukan hanya membuka konspirasi Oligarki Tambang dari Utara dan Barat yang dianggap mencaplok kekayaan sumberdaya alam dan kekayaan taman bumi di Pulau Sumbawa.
Akan tetapi tulisan ini akan menggali utuh tentang segala hal dan setiap pihak yang terlibat dalam konstelasi tantangan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, khusus nya di Pulau Sumbawa, terutama Geoarea Bima dan sekitarnya yang merupakan pusat Lasser Sundaland Atlantis Nisantara di Indonesia dan Asia Pasifik.
Next Tema :
Konstelasi BPOLF dan Tambang Menjegal Konsep Geopark dan Biospher pada Kawasan Strategis di GEOAREA Gunape Bima Dompu Samawa
Reportase : Aryadin Ncuhi Sanggar, kolaborasi dengan IAGI Bimantara ECOMDEV Society, serta persepsi dan aspirasi dari ISEI Matabumi BIMANTARA Ecomdev SOCIETY.
Salam Lestari Madani. Gunape Bimasakti, Paruh September 2025.
(Sebagaimana disampaikan narasumber Ketua Umum IAGI Bimantara ECOMDEV Society se-Pulau Sumbawa : SYAMSU DIENUL NGUSUCIWI, ST., MT.)