Gubernur NTB Dr. Zul, Minta Bank NTB Syariah Mudahkan Masyarakat dan Turunkan Keuntungan Pinjaman
Cari Berita

Iklan 970x90px

Gubernur NTB Dr. Zul, Minta Bank NTB Syariah Mudahkan Masyarakat dan Turunkan Keuntungan Pinjaman

Wednesday, June 23, 2021

H. Kukuh Raharjo.


Mataram, Media Info Bima Online – Pemegang saham pengendali Bank NTB Syariah, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah meminta direksi agar menurunkan keuntungan (marjin) pinjaman. Agar lebih banyak masyarakat dapat mengakses kredit di bank kebangaan daerah ini.


Apalagi di tengah kondisi Covid-19 saat ini, kepala daerah berharap agar masyarakat mendapatkan dana dengan mudah dan murah untuk menggerakkan ekonominya. Hal ini seperti dikemukakan Direktur Utama Bank NTB Syariah, H. Kukuh Raharjo didampingi Muhamad Usman, Direktur Pembiayaan kepada media, Selasa, 22 Juni 2021.


Kukuh mengatakan, saat ini keuntungan kredit atau bagi hasil di kisaran 11 sampai 12 persen. Masih relatif rendah dari bank syariah lain di kisaran 12-13 persen/per tahun. Dari keuntungan kredit yang berlaku saat ini, tidak menutup kemungkinan turun menjadi satu digit (di bawah 10 persen).


Sampai saat ini, selama tahun 2021, Bank NTB Syariah sudah menyalurkan kredit di NTB cukup besar, Rp6,8 triliun pada periode Januari sampai Mei. Sejak berkonversi dari konvensional ke syariah penuh tahun 2018-2019 lalu, pertumbuhan pembiayaan bank daerah ini naik Rp2 triliun. “Dulunya sebelum konversi, 95 persen pembiayaan ini kepada ASN (konsumtif). Sekarang persentasenya 85 persen. Jadi yang produktif sekarang sudah mulai didorong,” imbuhnya.


Pembiayaan kepada sektor produktif adalah sektor-sektor yang memang saat ini tidak terimbas secara langsung oleh pandemi Covid-19, contohnya ke Pertanian, Peternakan, Perikanan Kelautan dan Konstruksi yang berbasis pada kontrak-kontrak dengan pemerintah daerah. Penyaluran kredit sebesar hampir Rp7 triliun belum setengah tahun ini, tambah Kukuh, di atas target proporsional 2021.


Cuma saat ini ada perubahan ekosistem bisnis. Dulunya mungkin, kata Kukuh bank ini dituntut untuk bisa mendapatkan PAD. Tapi pemegang saham Bank NTB Syariah saat ini dituntut untuk lebih memperhatikan nasabah. Dalam pengertian, selain peningkatan pelayanan, bank diminta menyesuaikan bagi hasil dan sebagainya yang intinya agar tidak memberatkan nasabah. Rencana penyesuaian keuntungan dari kredit yang dikucurkan Bank NTB Syariah ini tengah dalam pembahasan.


Sebab di satu sisi, pemegang saham dan masyarakat NTB harus menerima keuntungan bank akan turun. Tapi disatu sisi masyarakat akan mendapatkan kredit yang lebih mudah dibandingkan bank-bank lain. Untuk mewujudkan hal itu, tergantung kepada sumber pendanaan kata Kukuh. “Kalau kami sudah bisa banyak menghimpun DKP (Dana Pihak Ketiga/tabungan) ritel, kemungkinan besar ini bisa (penyesuaian keuntungan penyaluran kredit),” demikian Kukuh. (Usman).