Beberapa PKM di Dompu Kekurangan Stok Obat,. Kadikes Ingin Bangun Puskesmas Baru Lagi -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

Beberapa PKM di Dompu Kekurangan Stok Obat,. Kadikes Ingin Bangun Puskesmas Baru Lagi

Wednesday, November 29, 2023

gambar Ilustrasi 


 Dompu, Infobima.com - Sangat kontradiksi, diduga beberapa Puskesmas (PKM) di Dompu mengalami kekurangan stok obat sehingga tidak memungkinkan untuk menerima pasien rawat inap, hal itu terjadi di Puskesmas Ranggo Kecamatan Pajo, dan Puskesmas Dompu Kota. Kondisi sangat bertolak belakang dengan rencana Kepala Dinas Kesehatan Dompu yang ingin menambah satu puskesmas lagi di wilayah bagian Kecamatan Woja.


Faktanya, salah seorang tenaga kesehatan yang bekerja di PKM ranggo yang enggak disebut namanya mengaku, bahwa sampai saat ini beberapa stok obat di puskesmas setempat sudah kehabisan, seperti obat asam urat dan kolesterol.


"Sudah lama habisnya, ada juga beberapa obat lainnya" ungkapnya.


Kondisi ini didukung pula oleh pernyataan salah satu warga Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu yang diutarakan lewat status Facebook seperti dilansir dari media SIARPOST.COM, pada Senin (13/11/23) lalu.


Dala rilisan media itu, pemilik akun Facebook Irham Duntro menulis surat terbuka untuk Bupati Dompu mengenai kekurangan fasilitas dan obat di Puskesmas Ranggo.


"Pada saat anak kami di UGD Puskesmas Ranggo dan dilakukan tindakan medis, ternyata beberapa obat tidak tersedia stoknya, dan kami terpaksa harus ke Kota untuk mencari obat" dalam status tersebut.


Kondisi yang sama juga terjadi di Puskesmas Dompu Kota. Disinyalir, kabarnya Puskesmas tersebut tidak menerima pasien rawat inap akibat kekurangan obat, hal itu diungkap salah seorang keluarga pasien yang sempat berdebat dengan Kepala Puskesmas setempat, karena mereka diminta untuk membeli obat di luar puskesmas, saat warga tersebut membawa keluarganya di UGD Puskesmas Dompu Kota beberapa hari kemarin.


" Kok kami dikasih resep suruh belikan obat di luar, padahal puskesmas ini ada apotik nya. Alasan apotik sudah ditutup, padahal baru jam 2 siang. Artinya apotik di Puskesmas ini hanya dibuka 12 jam saja, seharusnya dibukanya 24 saya tau" kata keluarga pasien.


Sementara itu Kepala Puskesmas Dompu Kota, H. Syarif Efendi, S.Kep,. M.MKes, yang ditemui media ini beberapa hari kemarin membantah, jika ada asumsi bahwa puskesmas setempat tidak menerima pasien rawat inap, bahkan saat sesi wawancara itu dilakukan, dia mengajak wartawan media ini untuk mengecek langsung ruang rawat inap tersebut, tapi sayang, saat dicek memang tidak ada satupun pasien di kamar rawat inap itu.


Mengenai dugaan kehabisan stok obat hingga apotik puskesmas hanya membuka pelayanan cuma 12 jam, itu kembali dibantah oleh Kepala Puskesmas.


" 24 jam rawat inap, UGD dan persalinan, siapa yang ngomong itu tidak ada rawat inap? Terkait pembelian obat di luar itu, kita tidak pernah meminta itu, apotik puskesmas tetap buka 24 jam kok, kecuali stok obatnya memang sudah habis dari sananya" jelasnya.


Kondisi kekurangan stok obat ini dinilai kontras dengan rencana Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu yang sedang berupaya ingin menambah puskesmas baru di wilayah Kecamatan Woja, meski pihaknya harus melabrak aturan Kemenkes yang mengatur satu kecamatan, satu puskesmas. Pernyataan ini disampaikan Kadikes dihadapan Wakil Bupati dan Sekda serta Pimpinan OPD lainnya lewat audensi mereka bersama Elemende beberapa hari kemarin. Padahal, melihat kondisi ini, beberapa puskesmas masih membutuhkan dana untuk menambah stok obat untuk maksimalkan pelayanan awal buat masyarakat yang berobat.


" Tidak ada hubungannya rencana itu dengan masalah kekurangan obat itu, masing-masing puskesmas sudah ada anggaran tersendiri 1, sekian miliar dari Dana DAK dan DAU" tandasnya.


Soal isu kekurangan obat di dua puskesmas tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Mama, S.Km,.M.MKes membantah dengan keras, jika pun terjadi ada kekurangan obat menurutnya, maka Kepala Puskesmas yang memiliki dana talangan untuk mengatasi itu, sebelum datang obat-obatnya.


"Jadi, tidak ada istilah kekurangan obat itu. Pas ada media yang angkat soal isu itu saya langsung telpon kepala puskesmasnya untuk menanyakan hal itu, dan itu tidak pernah terjadi" jelasnya.(D)